Kamis, 29 Oktober 2009

Jenis - Jenis Pendaki Gunung

Nie aq kasih sedikit kabar,
walaupun cuman copy paste sih
he he he.
Tapi ndak apalah yang penting bisa buat masukan teman-teman pendaki di Solo khususnya.
Makasih buat si Khairani yang maniez untuk tulisannya .

Simak dengan sesama ya!!!
aq pertama baca sih ndak bisa tahan,
tapi temen temen jangan ikutan ketawa ya (ntar penulisnya marah lho)
disisi lain tulisan ini kreatif juga sih ^_^
lo mau copas izin dulu ya!!!!



mountainering caving climbing tutorial

Beberapa jenis pendaki yg saia temui di gunung sejauh ini:

1. Pendaki mendem-an : pokoknya antipati dehh deket" ma yang ginian. bukanya kenapa . bauuuu.

2. Pendaki parasit : yg kek gni nih biasanya berangkat cuma seorang-dua orang semuanya bawa tas pinggang doang. Sangat diragukan mreka bawa perbekalan yg memadai, kompor ,Sleeping bag apalagi dome. Butuh hati besar buat orang ato kelompok yg diparasitin. Saran, jangan mau diajak kenalan dari awal ketemu.

3. Pendaki narsis : coret" nama sendiri ato organisasi mreka dibatu" bahkan nggraffiti spot" tertentu [Karepe opo loooohhh mass -.-] seneng banget ninggalin jejak.

4. Pendaki DKP : -dpet imbalan kalo ngumpulin sampah- berbaik hati mo bersih gunung ngumpulin smua sampah n dibawa turun ato karena tergiur imbalan stiker dari panitia kalo turun dgn kantong penuh sampah ?

5. Pendaki gg sopan : yg tiap foto jari tengahnya dipamerin sdangkan jari laenya absen. Beneran ada loh -.-

6. Pendaki honeymoon : ini sih Cuma diceritain ma temen yang ngeliat. Gaa tau apa mreka gg kuat nyewa kamar hotel ato bosen dikasur kok digunung masih sempet"nya gituan.. [tpi slama ini aq blm pernah nemu yg kek gtu]

7. Pendaki gembel : yang Stylenya kaosan,rambut biasanya agak gondrong, sendal jepitan, kadang malah celana pendek-an doang, ada juga yang nyampirin anduk dileher segala. . pokoknya style sederhana -kalo gg mau dibilang dekil- , Tapi ternyata justru pendaki kek gni malah udah skill tinggi n tau medan.

8. Pendaki jagong-manten : rapi jali , jaket diresleting-in, ato baju lapangan dimasukin ke celana lapangan lengkap dgn iket pinggang,celana dimasukin ke PDL. make carier/ daypack dipacking bentuknya simetris. Rambut rapi bahkan klimis. Muka ramah penuh senyum [kek orang" yg tugas among tamu tu lohh]. Apalagi kalo mukaknya cling,Wahh yang sempurna kek gini nihh yg bikin semangat >..<

15. Pendaki nyalon : diatas buka kelas dandan. [biasanya kaum hawa -termasuk saia] Contohnya : handbody,facial foam, pembersih muka, tisu basah, tisu gulung, mozturizer, daycream, sunblock, lipbalm, sisir, kaca, bedak, p3k mini, sikat gigi, odol malah kadang bawa sabun ma shampoo juga kalo kemping. Jangan protes ngeliat yang kek ginian, toh kalian para cewe juga ikutan dandan n' yg lelaki juga jadi ikutan bersihin muka.iya too..

Keknya cukup 15 tipe pendaki dulu dehh yang bisa saia kategorikan unik.laennya standar” aja jadi ga menonjol dan gaa bisa saia komentarin. Manakah yang cenderung mirip dgan anda? Tulisan ini Cuma diambil dari sudut pandang seorang pendaki pemula yg masih hijau , objek tulisanya diambil ga jauh dari lingkungan organisasi sendiri dan sebagian lain dari orang" yang pernah saia temui saat naek gunung ato ikut pendakian massal organisasi lain. Yg jelas note ini Cuma iseng" aja saia bikin. Mohon maav jika ada yang tersinggung. Buat para pendaki yang udah seasoned, jgan pelit" berbagi pengetahuannya ke pemula.. Buat yg pemula, jangan kalah sama senior, tingkatin jam terbang kalian n' petiklah hikmah disetiap pendakian.. Tar jangan lupa sharing pengalaman ke saia yang selalu tertarik dgan kisah" perjalanan kalian yaa ^^.


My special thanks :
- beribu” terimakasih buat kalian para penghuni palaphyska atas kesabarannya nemenin aku ngeliat indahnya alam selama ini. Juga atas nasehat kritik saran yang udah merubah pandanganq tentang hidup.maapin segala sifat manja & menyebalkanq. ayo reuni akbar Cahh..
- buat anak petakasta [pelajar pecinta alam karisidenan Surakarta] baik perwakilan dari pecinta alamnya SMA N1,2,3,4,5,6,8 Solo, Batik1, STM1, SMA 1 Sragen dll, tHx atas kebersamaanya. Karena silaturahmii adalah segalanya [sekaligus yang pada cinlok” tuuuh] Meskipun sebagian dari kita udah bukan anak SMA, tapi masih boleh kumpul” lagi kaan..
- tak lupa terimakasih buat seluruh panitia dari kegiatan penmas dan susurpantai yang udah aku repotin. Penmas merbabu [rechta mahupala], sindhoro [tappal], merapi [sentraya bhuana] ma yang baru” ini aku repotin lagi susur pantai sundak-baron [atwapala]. . jangan kapok kenal aku. juga beberapa kawan pecinta alam yang udah sharing n' ngasi saran lewat facebook. matur nuwun. Hhehe..

copyright by @khairani ^G4d1Z Mun4vic^


mengapa naik gunung?, pendakian gunung merapi.

Minggu, 11 Oktober 2009

MENGAPA MENDAKI GUNUNG?

Bagi orang awam, kiprah petualang seperti pendaki gunung selalu mengundang pertanyaan klise: "mau apa sih kesana?".
Pertanyaan sederhana, tetapi sering membuat bingung yang ditanya, atau bahkan mengundang rasa kesal. George F. Mallory,
pendaki gunung terkenal dari Inggris, mungkin cuma kesal saja ketika menjawab: "because it is there, karena gunung ada disitu!!"Mallory, bersama seorang temannya, menghilang di puncak Everest pada tahun 1924.

Beragam jawaban boleh muncul, Soe Hok Gie, salah satu seorang pendiri Mapala UI, menulis dalam sebuah puisi:
"Aku cinta Pangrango, karena aku mencintai keberanian hidup". Bagi pemuda ini, keberanian hidup itu harus dibayar dengan nyawanya sendiri. Soe Hok Gie tewas tercekik gas beracun di lereng kerucut Mahameru, Gunung Semeru, 16 Desember 1969, dipelukan seorang sahabatnya, Herman O. Lantang.

Pemuda aktif yang sehari-hari terlibat dalam soal-soal pelik di dunia politik ini mungkin menganggap petualangan di gunung sebagai arena melatih keberanian menghadapi hidup. mungkin pula sebagai pelarian dari dunia yang digelutinya di kota.
Herman O. Lantang yakin bahwa sahabatnya itu meninggal dengan senyum di bibir. "Dia meninggal ditengah sahabat-sahabatnya dialam bebas,jauh dari intrik politik yang kotor" ujarnya

Motivasi mendaki gunung memang bermacam-macam. Manusia mempunyai kebutuhan psikologis seperti halnya kebutuhan- kebutuhan lainnya: kebutuhan akan pengalaman baru, kebutuhan untuk berprestasi, dan kebutuhan untuk diakui oleh masyarakat dan bangsanya. Mendaki gunung adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan itu, disadari atau tidak.
Semua ini sah, tentu saja.

Sebenarnya yang paling mendasar dari semua motivasi itu adalah rasa ingin tau yang menjadi jiwa setiap manusia. Anak kecil selalu mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan pertanyaan-pertanyaan yang sering membingungkan orang tuanya. Mereka lebih peka terhadap alam sekitarnya daripada orang dewasa. Kontak dengan alam merupakan proses belajar yang baik bagi dirinya. Ketika mereka dewasa, kepolosan itu menghilang dan alam sudah tidak menarik lagi di dunia modern ini. Kepolosan itulah yang kembali pada setiap pecinta alam, petualang, ilmiawan.

Rasa ingin tahu adalah dasar kegiatan pendaki gunung dan petualang lainnya. Keingin tahuan setara dengan rasa ingin tahu seorang bocah, dan inilah yang mendorong keberanian dan ketabahan untuk menghadapi tantangan alam. Tetapi apakah sebenarnya keberanian dan ketabahan itu bagi pendaki gunung?.

Peter Boardman, pendaki gunung Inggris, menjadi jenuh dengan puji-pujian yang bertubi-tubi menyusul keberhasilannya mencapai puncak Everest melalui dinding barat daya yang sulit di tahun 1975. Boardman yang kemudian hilang di punggung timur laut Everest (1982) menulis arti keberanian dan ketabahan baginya: "Dibutuhkan lebih banyak keberanian untuk menghadapi kehidupan sehari-hari yang sebenarnya lebih kejam daripada bahaya pendakian yang nyata. Ketabahan. Tetapi dibutuhkan lebih banyak ketabahan untuk bekerja di kota daripada mendaki gunung yang tinggi."

Keberanian dan ketabahan yang dibutuhkan ketika mendaki gunung cuma sebagian kecil saja dari hidup kita. Bahaya yang mengancam jauh lebih banyak ada diperkotaan ketimbang di gunung, di hutan, di dalam gua, atau dimana saja dialam terbuka. Bayangkanlah mobil-mobil yang bersliweran kencang dijalan-jalan raya dan selalu siap menyabut nyawa kita. Bayangkanlah aksi-aksi kriminal yang mengancam kita dikota-kota. Seorang Ibu terkapar tewas bersama anaknya yang masih kecil di ruas jalan antara Cianjur-Bandung, terhantam sebuah Bus! Satu keluarga disebuah sudut ibukota tewas dibantai oleh sekelompok perampok! Kapan datang giliran kita? Semua jauh lebih mengerikan daripada bayangan kecelakaan yang terjadi di gunung.

Di dunia peradapan modern, di kota, begitu banyak masalah yang membutuhkan keberanian dan ketabahan untuk menyelesaikannya. Bayangkan, uang kita sudah begitu menipis, sementara listrik, langganan koran, gaji pembantu, dan lain-lain belum terbayar. Dibutuhkan pula keberanian dan ketabahan yang besar untuk menghadap boss di kantor dan menyampaikan keinginan untuk berhenti bekerja, lalu mencari bidang pekerjaan lain yang yang lebih menjanjikan. Digunung, masalah yang kita hadapi cuma satu: "Bagaimana mencapai puncaknya, lalu turun kembali dengan selamat.

Seorang psikolog pernah mengatakan, bahwa mereka yang menggemari petualang di alam bebas adalah orang yang mencintai kematian, amor fati. Ini pendapat yang keliru besar. Why? Mereka sebenarnya begitu menghargai kehidupan ini. Ada keinginan mereka untuk memberi arti yang lebih bernilai dalam hidup ini. Mereka bertualang ke alam bebas untuk mencari arti hidup yang sebenarnya. Tak terlebih bila seseorang ahli filsafat mengatakan: " Didalam hutan dan alam bebas aku merasa menjadi manusia kembali".

Petualang yang tewas digunung bukanlah orang yang mencintai kematian. Kematiannya itu sebenarnya tidak berbeda dengan orang lain ynag tertabrak mobil di jalan raya atau terbunuh perampok. Yang pasti, dia tewas justru dalam usahanya untuk menghargai kehidupan ini. " Hidup itu harus lebih dari sekedarnya." Tulis Budi Laksmono dari mapala UI yang tewas digulung jeram Sungai Alas, Aceh, 25 Februari 1985.

George F Malloy, soe Hok Gie, Peter Boardman, Budi Laksmono, dan banyak petualang lainnya adalah mereka yang sangat menghargai kehidupan!


sumber: buku Mendaki gunung, almarhum Norman Edwin

spesialz for: "seluruh pecinta alam di indonesia, dan seluruh sahabat yang tak akan kembali lagi, kepergian kalian tak akan kami lupakan......"