Terlihat hilir mudik muda-mudi bersepeda motor, berboncengan memakai slayer. Sepatunya kekar, bergerigi tajam, bertuliskan Rei, Eiger, Hitech warna kuning kecil tapi menyolok. Jaket mereka pun tebal, berwarna merah dan hitam. Memakai tas gunung yang besar, lengkap dengan cover bag nya. Tak lupa sebuah matras yang digulung rapi terlihat menempel kencang di sampingnya. Beriringan ramai-ramai kurang lebih 6 orang. Sebuah pemandangan yang saya lihat hari Jum'at kemarin sewaktu pulang ke Solo.
Ada setitik rasa kangen dengan harumnya udara pagi di Gunung setelah melihat semangat mereka. Dinginnya kabut dan hangatnya kebersamaan nggak bisa tergantikan hanya dengan sebuah materi. Terasa masa-masa kuliah sangat sia sia dengan setumpuk buku. Seharusnya saya sisihkan waktu yang lebih banyak lagi untuk berjalan dengan sebuah carier besar di punggung. Berjalan di padang rumput yang luas, melewati pohon-pohon yang besar, menaiki batu-batu terjal dan menggigil kegirangan bersama kawan-kawan.
Balik lagi ke topik, sebenernya point penting yang mau saya share postingan kali ini adalah mengenai packing tas gunung biar muat banyak. Melihat kebanyakan pendaki gunung lokalan kalau mau naik gunung biasanya menggunakan sepeda motor. Tidak masalah apabila tas yang mereka gunakan cuman 40 literan. Tetapi biasanya anak-anak kalau naik gunung bawa tas yang 70-80 literan, tentu saja hal ini rawan terjadi ketidaknyamanan saat mengemudi, atau parah lagi terjadi kecelakaan.
Menurut bukunya Norman Edwin yang berjudul MENDAKI GUNUNG, disebutkan bahwa intensitas kecelakaan di Jalan raya sangat lebih besar jika dibandingkan dengan kecelakaan yang terjadi di gunung. Dan menurut pengalaman saya sendiri selama menggeluti dunia per"outdoor"an , hal ini cukup terbukti. Teman-teman sering mengalami kecelakaan saat di jalan, baik naik gunung, panjat tebing maupun masuk gua. Ada yang cuman lecet-lecet, ada pula yang sampai meninggal dunia.
Kebanyakan kecelakaan yang dialami anak-anak ini disebabkan berkurangnya keseimbangan saat mengendarai motor, hal ini dikarenakan tambahan beban sebuah carier yang tidak seimbang. Contoh saja kemarin sewaktu berangkat dan pulang kerja, tepatnya di jalan antara Solo menuju Jogja, saya melihat 3 kali kecelakaan selama sehari. Bayangkan jika mereka membawa tas gunung semua, bisa bisa sehari ada kecelakaan 10 kali.
Nah, oleh sebab itulah cara packing tas gunung haruslah diperhatikan secara seksama. Agar terasa enteng saat dibawa, muat banyak, rapi dan nyaman tentunya. Ada beberapa hal yang mungkin bisa saya sarankan bagi para pendaki, kita mulai...
Packing yang simple dan rapi
Mas nya keren deh bawa kulkas ke gunung |
Nggak punya cover bag??? Sono beli!!!!!
Dan selain itu bisa menggunakan matras sebagai body agar tas bisa lebih rapi, caranya tinggal dimasukin aja tuh matras kedalam carier dengan posisi melingkar daleman tas bagian pinggir. Kalau yang satu ini sudah pada tahulah pastinya, tinggal yang nggak tau aja biar tau.
Keluarin makanan dari kemasannya
Nyomot dari frontroll, nyari foto pribadi nggak ada sii Jangan makan mie selain di gunung :D |
Kita ambil contoh jika biasanya kita makan 3x sehari di rumah, nasi putihnya 1 piring penuh, ayamnya dada sama paha komplit pakai telor. Nah kalau pas naik gunung diganti 1-2x saja sehari, bisa malemnya, atau paginya, tergantung gerombolan gimana maunya. Selain itu jangan lupa bawa sayuran seperti wortel, daun bawang, cabe, dan bumbu alami lainnya. Yang terakhir makanan kemasan seperti mie instan, pasta, sarden, ataupun makanan kemasan lainya. Dan jangan lupa bawa minum dan snack secukupnya buat cemilan di jalan ataupun saat beristirahat.
Yang paling penting saat packing nanti, usahakan semua makanan dirombak abis, keluarin isinya dari kemasan. Mie instan, sayur, sarden, bumbu, beras/nasi, dipisah sendiri-sendiri sesuai jenis dan penggunaannya nanti. Kalau sudah, masukin ke wadah penyimpanan dan pengaturan ataupun wadah kedap air. Selain kuat, wadah tersebut lebih memberikan kesan rapi dan mboys.
Belum punya wadahnya? sono beli!!! di toko atau via online juga banyak tuh yang jual!!!
Bawa yang perlu aja deh
Nyomot dari gugel, Nggak kepikiran yang beginian |
Saya kan cowok metrosexual yang anggun, ntar jerawatnya nongol gimana?
Nah, kalau maksa mau bawa alat mandi, mendingan pilih ukuran yang minimalis. Sabun cairnyya sediain 1 buah botol yang kecil yang bisa diisi ulang. Samphoo beli shachet an aja, tapi jangan buang bungkusnya di gunung loh ya. Kalau pasta gigi saya pernah lihat di blog seseorang, dia mengelem 2 tutup odol yang saling berkebalikan dan dilubangin. Jadi odolnya bisa dipindah dari 1 tempat ke tempat lain menggunakan tutup odol yang dimodif tersebut. Lumayan sih buat hemat tempat, apalagi kalau odolnya super duper jumbo baru aja beli di swalayan.
Sebenernya masih banyak hal-hal kecil yang mungkin bisa berguna bagi teman teman yang mau mendaki, tetapi berhubung ntar postingannya jadi panjang banget, mendingan saya stop dan dilanjut ntar aja.
Sekian "cover bag", "tutup odol" serta "wadah penyimpanan dan pengaturan" yang bisa saya bagi. Selanjutnya salam rindu buat udara sejuk dari saya.
Males baca tapi bagus tuh foto yang ada masnya...
BalasHapusGapapa.
HapusAq sudah seneng kok ada yang komen.
Thanks
Beliin dong sekali-kali...... jangan nyuruh beli doang...
BalasHapuspelit :p
Emoh.
Hapusbuat yang perempuan, segala macam perlengkapan 'lenong' sebaiknya disimpan dulu di rumah hehe
BalasHapuswahahaha.
Hapusboleh jg budhe.
Emang paling enak mendaki sama cewek, bisa di siksa :D
Hmm gak ada potter po? Repot euy.. mending di lawu ada jual bakso di puncak, gak perlu repot bawa indomie
BalasHapusya ada siiii, tapi eman banget naik gunung pake poter.
Hapusnggak kena perjuangannya :D
di Lawu cukup berbahaya, coba bawa snack yak.
Nggak usah masak2 kalau di lawu, ntar kebakar lagi hutane -_-
saya tidak pernah naik gunung, maka tidak pusing memikirkan apa yang mahu di bawa.
BalasHapusou
HapusDan tiba-tiba muncul ide, tas gunung itu dibuat mudik enak kali ya..kalau pakai koper makan tempat :p
BalasHapuslha emang biasanya gitu keleus kalao barangnya dikit.
Hapuskalau banyak koper aja deh :D
mas, tar kalo naek gunung pas bareng bawain tasku ya.. deal.
BalasHapusmbahmu kiper T.T
Hapusmbahmu penjaga gawang LOL
Hapusmbah ku pedagang yow -_-
Hapusmosok? hahahhh
Hapuskayake
Hapusjadi kapan pakdhe mau mendaki gunung lagi
BalasHapuskapan yak??
Hapus#gigitsepatu
enaknya para pendaki gunung. Bebas lepas di alam terbuka. Sesaat terbebas dari hiruk pikuk kota. Tapi sayang sampai setua ini saya belum pernah naik gunung...
BalasHapusada kok umur 70 masih naik gunung.
Hapusjadi masih bisa :D
wah menyenangkan ya bisa mendaki gunung, tapi ya itu dia berat banget ya kalau buat cewek bawa tas nya hehehe
BalasHapusyaudah nitip aja cowoknya :D
Hapuskalau saya ngelihat fotonya yang pertama kayanya tersiksa banget kalau harus bawa tas segitu ^_^
BalasHapuswahahahaha, iya juga siii
Hapustapi nggak tuh :p
Belum pernah naik gunung, mas :D
BalasHapusTp setuju utk bawa perlengkapan seperlunya aja :D
Misal, perlu mobil, perlu sepeda, perlu bak mandi di gunung :D
hmmmmm -_-
Hapusboleh boleh -_-