Selasa, 16 Februari 2016

Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Sangat tinggi mdpl.

Bro, ikut ke Papandayan nggak? Celetuk rekan kerja di meja sebelah. Dan langsung saya tolak deh secara halus, sehalus sutra.

April 2015 udah setahun aja, oh iya blog nya udah jamuran gini kok pengunjungnya masih banyak aja ya?. Pasti pada iseng BW dan kangen tulisan saya yang ngalor ngidul tanpa pakem ya?. Untuk mengobati kekecewaan rekan rekan senasib, okelah saya update isi blognya spesial buat kalian semua. Biar pageviewnya pindah ke postingan terbaru. Muaaachhh..

Hampir setahun sudah berlalu, dari rambut gondrong sampai udah potong dua kali, sekarang sudah mulai gondrong lagi. Tepatnya bulan April tahun 2015, Saya ikutan gerombolan anak Saipem menaklukan gunung tertinggi di negara Garut. Sangking tingginya, gunung ini dilengkapi dengan kamera Go Pro di segala penjuru. Para pendakinya memerlukan alat canggih berwujud tongkat sakti untuk membantu perjalanan mereka menuju Puncak.
gunung papandayan garut
Unyil kucing unyil kucing, rambutku keren ya kalau dari belakang
Sebelum memulai pendakian, kita harus melakukan ritual wajib yang harus dilakukan seorang pendaki. Setelah melakukan hompimpah akhirnya didapat urutan siapa yang di depan dan siapa yang dibelakang. Saya akhirnya mendapat posisi paling belakang, itung-itung kalau kentut sewaktu-waktu biar nggak nyiksa pendaki yang lain.

Kondisi alam di Papandayan sekarang sangat berbeda dengan kondisi terakhir saya kesini, kalau yang setia Blog Walking disini pasti tahu kan gimana ceritanya. Kalau belum pernah baca, silahkan baca dulu kondisi alam Papandayan yang asri beberapa tahun yang lalu. Walaupun terjadi banyak perubahan, tetapi masih banyak saya temukan kelakuan Vandalisme di Gunung ini. Saya pribadi kurang paham tujuan mereka menuliskan nama di batu, kayu, dan tanah. Menyusun batu biar berbentuk bintang, dan tulisan JUMIATI LOVE PAIJO. Mungkin mereka belum mengenal telepon, email, ataupun Wasap. Atau sebenarnya mereka cuman pengen eskis dan dapat pengakuan???

gunung papandayan garut
Kelakuan Anak jaman sekarang, mirip-mirip manusia Purba yang tinggalnya di Goa Mlangreng
Sangking tinggi dan beratnya medan, kami menghabiskan kurang lebih setengah jam untuk mendaki Gunung ini, itupun kami harus membagi waktu pendakian untuk mengambil foto bersama, agar bisa dipastikan kondisi para pendaki sehat dan bugar untuk next photo session.

Sebelum sampai pos terakhir buat ngecamp, kira-kira 10 menit 18 detik terjadilah hujan yang sangat lebat. Beberapa pendaki cewek mengeluarkan payung pink dan kuningnya, tak lupa Go Pro harus siap siaga. Sangatlah penting untuk merekam setiap mili detik moment moment di Papandayan, hal ini bertujuan agar kondisi para pendaki terpantau secara jelas. Tangan kiri pegang payung pink, tangan kanan pegang tongkat sakti. Tak lupa muter-muter maju mundur cantik.

gunung papandayan garut
Engineer lagi pada meeting, ada Piping, Structure, Naval, LOSPE, Material, muka muka calon petinggi ini.
Enaknya naik gunung sama cewek itu,.. Jaminan makan enak malem dan pagi harinya. Dari rendang, Pasta, Kacang Ijo, Bubur, Sayur, Agar-agar, telor, komplit. Minumnya juga komplit, dari A sampai Z semua ada. Nggak enaknya, ada kemungkinan kalau naik sama cewek itu rempong, suka ngeluh, nggak kuat, kadang mintak gendong. Tetapi pendakian kali ini, cewek-ceweknya tangguh semua, jadi amanlah. Pinter masak pulak, Jozz gandoz lah kalian cyin...

Biasanya kalau abis makan malam dan sebelum tidur, kita ngobrol saling mengenal satu sama lain biar tambah akrab. Kalau malam ini ada yang baru dan agak berbeda, ada yang cerita horror, tebak tebakan, ada yang maen kartu, makan salak, ada juga yang sambil minum hangat-hangat semriwing. Abis ntu baru bubug, biar besok bisa ikutan photo session.

gunung papandayan garut
Foto model jalan paling depan, di susul penata rias, photographer dan yang terakhir tukang angkat-angkat
Bagusnya papandayan ntu ada kawasan yang masih asri, isinya edelweiss masih cantik dan rapi. Sampah sangat jarang di temukan di lokasi ini, the best spot lah di Papandayan. Kalau mau photo photo maju mundur cantik bisa dan sangat oke dilakukan disini. Terbesit pikiran Prewed disini kayake bagus deh, masih jaman aa prewed di gunung? Sekarang jamannya prewed di Zebra Cross atau nggak prewed di Jaya Wijaya biar greget.

gunung papandayan garut
Tongkat Ajaib selalu siap siaga di setiap detiknya, Bunganya bagus btw.
gunung papandayan garut
Dulu, cuman ada 2 tenda berdiri dipojokan
Yang sangat disayangkan dan disesalkan, setiap manusia ada benih ke egoisan di hatinya. Yang akan muncul ketika di atas, entah di gunung atau kedudukan di masyarakat. Papandayan seakan menjadi tempat sampah, berbondong bondong pendaki mengatasnamakan Pecinta Alam melukai setiap kulit Papandayan. Mewarnai tanahnya, mengotori indahnya, menginjak ke asrian Papandayan. Memenuhi dan mengantri, seakan ini sebuah Wahana bermain baru, Wahana pendukung ke eksisan di Media Sosial.

Sebenarnya aturannya sangat mudah,
Jangan mengambil sesuatu kecuali gambar, membunuh sesuatu kecuali waktu, dan meninggalkan sesuatu kecuali jejak.

Bukan sekedar tulisan yang di share di Medsos, bukan sekedar kertas yang bertulisankan pesan sepele “dapat salam dari bla bla bla mdpl” untuk orang terkasih. Tak akan memberatkanmu sampah kertas, bungkus mie, permen, botol minuman, ataupun tali raffia,tinggal masukin tas, atau di tenteng turun juga bisa. Kalau pendaki Papandayan memiliki mental seperti pendaki sekarang-sekarang ini, bisa dipastikan dua tahun lagi adalah 730 hari dari sekarang.

gunung papandayan garut
Dulu juga, bau belerang sangat menyengat, sekarang cuman bau kentut yang tercium
Jangan lupa baca lagi tulisan alay nan jadul Papandayannya disini.
Sorry ceritanya basi, Lebih baik telat dari pada telat banget.

Gunung Papandayan, Garut, Jawa Barat. Sangat tinggi mdpl.

Bro, ikut ke Papandayan nggak? Celetuk rekan kerja di meja sebelah. Dan langsung saya tolak deh secara halus, sehalus sutra.

April 2015 udah setahun aja, oh iya blog nya udah jamuran gini kok pengunjungnya masih banyak aja ya?. Pasti pada iseng BW dan kangen tulisan saya yang ngalor ngidul tanpa pakem ya?. Untuk mengobati kekecewaan rekan rekan senasib, okelah saya update isi blognya spesial buat kalian semua. Biar pageviewnya pindah ke postingan terbaru. Muaaachhh..

Hampir setahun sudah berlalu, dari rambut gondrong sampai udah potong dua kali, sekarang sudah mulai gondrong lagi. Tepatnya bulan April tahun 2015, Saya ikutan gerombolan anak Saipem menaklukan gunung tertinggi di negara Garut. Sangking tingginya, gunung ini dilengkapi dengan kamera Go Pro di segala penjuru. Para pendakinya memerlukan alat canggih berwujud tongkat sakti untuk membantu perjalanan mereka menuju Puncak.
gunung papandayan garut
Unyil kucing unyil kucing, rambutku keren ya kalau dari belakang
Sebelum memulai pendakian, kita harus melakukan ritual wajib yang harus dilakukan seorang pendaki. Setelah melakukan hompimpah akhirnya didapat urutan siapa yang di depan dan siapa yang dibelakang. Saya akhirnya mendapat posisi paling belakang, itung-itung kalau kentut sewaktu-waktu biar nggak nyiksa pendaki yang lain.

Kondisi alam di Papandayan sekarang sangat berbeda dengan kondisi terakhir saya kesini, kalau yang setia Blog Walking disini pasti tahu kan gimana ceritanya. Kalau belum pernah baca, silahkan baca dulu kondisi alam Papandayan yang asri beberapa tahun yang lalu. Walaupun terjadi banyak perubahan, tetapi masih banyak saya temukan kelakuan Vandalisme di Gunung ini. Saya pribadi kurang paham tujuan mereka menuliskan nama di batu, kayu, dan tanah. Menyusun batu biar berbentuk bintang, dan tulisan JUMIATI LOVE PAIJO. Mungkin mereka belum mengenal telepon, email, ataupun Wasap. Atau sebenarnya mereka cuman pengen eskis dan dapat pengakuan???

gunung papandayan garut
Kelakuan Anak jaman sekarang, mirip-mirip manusia Purba yang tinggalnya di Goa Mlangreng
Sangking tinggi dan beratnya medan, kami menghabiskan kurang lebih setengah jam untuk mendaki Gunung ini, itupun kami harus membagi waktu pendakian untuk mengambil foto bersama, agar bisa dipastikan kondisi para pendaki sehat dan bugar untuk next photo session.

Sebelum sampai pos terakhir buat ngecamp, kira-kira 10 menit 18 detik terjadilah hujan yang sangat lebat. Beberapa pendaki cewek mengeluarkan payung pink dan kuningnya, tak lupa Go Pro harus siap siaga. Sangatlah penting untuk merekam setiap mili detik moment moment di Papandayan, hal ini bertujuan agar kondisi para pendaki terpantau secara jelas. Tangan kiri pegang payung pink, tangan kanan pegang tongkat sakti. Tak lupa muter-muter maju mundur cantik.

gunung papandayan garut
Engineer lagi pada meeting, ada Piping, Structure, Naval, LOSPE, Material, muka muka calon petinggi ini.
Enaknya naik gunung sama cewek itu,.. Jaminan makan enak malem dan pagi harinya. Dari rendang, Pasta, Kacang Ijo, Bubur, Sayur, Agar-agar, telor, komplit. Minumnya juga komplit, dari A sampai Z semua ada. Nggak enaknya, ada kemungkinan kalau naik sama cewek itu rempong, suka ngeluh, nggak kuat, kadang mintak gendong. Tetapi pendakian kali ini, cewek-ceweknya tangguh semua, jadi amanlah. Pinter masak pulak, Jozz gandoz lah kalian cyin...

Biasanya kalau abis makan malam dan sebelum tidur, kita ngobrol saling mengenal satu sama lain biar tambah akrab. Kalau malam ini ada yang baru dan agak berbeda, ada yang cerita horror, tebak tebakan, ada yang maen kartu, makan salak, ada juga yang sambil minum hangat-hangat semriwing. Abis ntu baru bubug, biar besok bisa ikutan photo session.

gunung papandayan garut
Foto model jalan paling depan, di susul penata rias, photographer dan yang terakhir tukang angkat-angkat
Bagusnya papandayan ntu ada kawasan yang masih asri, isinya edelweiss masih cantik dan rapi. Sampah sangat jarang di temukan di lokasi ini, the best spot lah di Papandayan. Kalau mau photo photo maju mundur cantik bisa dan sangat oke dilakukan disini. Terbesit pikiran Prewed disini kayake bagus deh, masih jaman aa prewed di gunung? Sekarang jamannya prewed di Zebra Cross atau nggak prewed di Jaya Wijaya biar greget.

gunung papandayan garut
Tongkat Ajaib selalu siap siaga di setiap detiknya, Bunganya bagus btw.
gunung papandayan garut
Dulu, cuman ada 2 tenda berdiri dipojokan
Yang sangat disayangkan dan disesalkan, setiap manusia ada benih ke egoisan di hatinya. Yang akan muncul ketika di atas, entah di gunung atau kedudukan di masyarakat. Papandayan seakan menjadi tempat sampah, berbondong bondong pendaki mengatasnamakan Pecinta Alam melukai setiap kulit Papandayan. Mewarnai tanahnya, mengotori indahnya, menginjak ke asrian Papandayan. Memenuhi dan mengantri, seakan ini sebuah Wahana bermain baru, Wahana pendukung ke eksisan di Media Sosial.

Sebenarnya aturannya sangat mudah,
Jangan mengambil sesuatu kecuali gambar, membunuh sesuatu kecuali waktu, dan meninggalkan sesuatu kecuali jejak.

Bukan sekedar tulisan yang di share di Medsos, bukan sekedar kertas yang bertulisankan pesan sepele “dapat salam dari bla bla bla mdpl” untuk orang terkasih. Tak akan memberatkanmu sampah kertas, bungkus mie, permen, botol minuman, ataupun tali raffia,tinggal masukin tas, atau di tenteng turun juga bisa. Kalau pendaki Papandayan memiliki mental seperti pendaki sekarang-sekarang ini, bisa dipastikan dua tahun lagi adalah 730 hari dari sekarang.

gunung papandayan garut
Dulu juga, bau belerang sangat menyengat, sekarang cuman bau kentut yang tercium
Jangan lupa baca lagi tulisan alay nan jadul Papandayannya disini.
Sorry ceritanya basi, Lebih baik telat dari pada telat banget.