Minggu, 24 Juli 2011

Alhamdulillah satu tahun telah kita lewati dan akhirnya kita kembali bertemu dengan bulan Ramadhan lagi, jangan lupa persiapkan hati dan akhlak. Yang dulunya ndak pernah sholat (aku banget) di bulan Ramadhan ini adalah waktu yang tepat buat memperbaiki diri. Segalanya dipermudah, dari ditambahnya pahala, sampai di belenggunya setan-setan yang sering menghasut kita, wkwkwkwk sok alim.

Bagi yang pengen lihat jadwal imsyakiyah bisa dilihat secara lengkap di situs PKPU




sumber : pkpu



Alhamdulillah satu tahun telah kita lewati dan akhirnya kita kembali bertemu dengan bulan Ramadhan lagi, jangan lupa persiapkan hati dan akhlak. Yang dulunya ndak pernah sholat (aku banget) di bulan Ramadhan ini adalah waktu yang tepat buat memperbaiki diri. Segalanya dipermudah, dari ditambahnya pahala, sampai di belenggunya setan-setan yang sering menghasut kita, wkwkwkwk sok alim.

Bagi yang pengen lihat jadwal imsyakiyah bisa dilihat secara lengkap di situs PKPU




sumber : pkpu



gunung papandayanPapandayan, sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi tetapi cukup menantang. Dari pesona kawah putihnya, sampai keindahan alam nan asri. Gunung yang mempunyai ketinggian 2700mdpl ini terletak di daerah Garut, JABAR. akses menuju lokasi juga relatif mudah. Setelah sampai terminal Garut, anda bisa naik angkot jurusan Cisurupan cukup dengan Rp 5000,00 saja. Tetapi anda harus sabar, karena angkot di Garut lumayan lama.



Setelah sampai di Cisurupan, anda bisa naik ojek atau angkutan umum ke pintu masuk papandayan dengan biaya seitar 10-20 ribu rupiah. Atau alternatif lain jalan kaki dengan jarak sekitar 11 km dan dengan medan lumayan, waktu tempuh untuk jalan santai sekitar 3 jam. Di perjalanan anda akan melihat berbagai aktifitas penduduk, dan hati hati dengan sebagian warga yang berkelakuan kurang baik karena gunung papandayan merupakan salah satu tempat wisata maka jangan anda samakan dengan gunung-gunung yang lain seperti Gunung Semeru ataupun Gunung Rinjani (padahal belum pernah kesana, wkwkwkwk) yang mayoritas penduduknya tidak materialistis.



gunung papandayan

tempat parkir yang luas
Sesampainya di atas anda bisa membayar tiket Rp.2000,00/orang untuk memasuki wilayah papandayan. Di sini anda bisa memarkir sepeda motor, mobil, ataupun bus dengan aman dan yang jelas parkirannya cukup luas apabila anda membawa beberapa mobil ataupun bus. Waktu yang di butuhkan untuk menuju ke kawah putih sekitar  10-15 menit dengan jalan kaki. Dan yang perlu di ingat jangan lupa bawa masker ataupun slayer, soalnya disini terdapat belerang yang bau banget seperti kentutnya "butho" abis makan telur busuk.

 gunung papandayan
 perjalanan ke kawah putih


Setelah melewati kawah putih, mata anda akan di manjakan dengan hijaunya daun daun dan pemandangan yang sangat luas selama perjalanan ke "pondok selada". Waktu yang di  butuhkan sekitar 20 menit apabila sudah paham jalurnya, hehehehe. Di area ini terdapat mata air yang cukup untuk kebutuhan sehari hari, dan sangat cocok untuk ngecamp di karenakan posisi yang strategis untuk mendaki ke puncak, aman, jauh dari angin dan yang jelas sumber air bersih. Perjalan dari "pondok selada" sampai puncak membutuhkan waktu sektar 2 - 2,5 jam, dengan medan yang lumayan. Mata anda akan di manjakan dengan "bunga abadi" edelwhes di samping kanan dan kiri selama perjalanan. Anda juga akan melihat sisa pohon pohon yang terbakar yang kelihatan abstrak di atas pasir yang putih. 

gunung papandayan
kayak di gunung es saja, wkwkwkwkwk

Keindahan Papandayan memang sudah terkotori dengan aktiftas penduduk yang tiap hari bolak balik Garut - Bandung melewati gunung ini, bekas ban motor dan banyak sampah para pendaki yang tak bertanggung jawab. Tetapi banyak juga tempat yang masih natural, alami, seperti airnya, sungai, maupun kawah putih nan indah yang tidak mungkin anda temui di kota-kota. Dan yang terakhir jangan lupa beli oleh-oleh ya...., entah itu kalung ataupun gelang itung - itung buat mbantu penduduk disana (sok sosial gitu...) eheheheh.
Seperti biasanya, walaupun telat ceritanya yang penting heppy.

gunung papandayan
Ijo royo royo


 gunung papandayan
 sisa-sisa hutan yang terbakar


 gunung papandayan 
aliran sungai yang masih alami dan jernih 


gunung papandayan 
bunga abadi (edelweiss)


gunung papandayan
asap belerang yang sangat amat bau sekali, jangan lupa pakai slayer..


gunung papandayan 
foto narsis gapapalah, hehehe


gunung papandayan 
makanya pakai pelampung biar ndak tenggelam




gunung papandayan
Vandalisme para pendaki gunung (jangan di tiru)


gunung papandayan
kalung dan gelang oleh oleh dari papandayan

thanks for tuqunk n lalent atas "piknik"nya, dan juga gomloh, penthol n thobil buat headlamp + kompornya (qiqiqiqii).

"turut berdukacita buat sobatku koplo"

gunung papandayanPapandayan, sebuah gunung yang tidak terlalu tinggi tetapi cukup menantang. Dari pesona kawah putihnya, sampai keindahan alam nan asri. Gunung yang mempunyai ketinggian 2700mdpl ini terletak di daerah Garut, JABAR. akses menuju lokasi juga relatif mudah. Setelah sampai terminal Garut, anda bisa naik angkot jurusan Cisurupan cukup dengan Rp 5000,00 saja. Tetapi anda harus sabar, karena angkot di Garut lumayan lama.



Setelah sampai di Cisurupan, anda bisa naik ojek atau angkutan umum ke pintu masuk papandayan dengan biaya seitar 10-20 ribu rupiah. Atau alternatif lain jalan kaki dengan jarak sekitar 11 km dan dengan medan lumayan, waktu tempuh untuk jalan santai sekitar 3 jam. Di perjalanan anda akan melihat berbagai aktifitas penduduk, dan hati hati dengan sebagian warga yang berkelakuan kurang baik karena gunung papandayan merupakan salah satu tempat wisata maka jangan anda samakan dengan gunung-gunung yang lain seperti Gunung Semeru ataupun Gunung Rinjani (padahal belum pernah kesana, wkwkwkwk) yang mayoritas penduduknya tidak materialistis.



gunung papandayan

tempat parkir yang luas
Sesampainya di atas anda bisa membayar tiket Rp.2000,00/orang untuk memasuki wilayah papandayan. Di sini anda bisa memarkir sepeda motor, mobil, ataupun bus dengan aman dan yang jelas parkirannya cukup luas apabila anda membawa beberapa mobil ataupun bus. Waktu yang di butuhkan untuk menuju ke kawah putih sekitar  10-15 menit dengan jalan kaki. Dan yang perlu di ingat jangan lupa bawa masker ataupun slayer, soalnya disini terdapat belerang yang bau banget seperti kentutnya "butho" abis makan telur busuk.

 gunung papandayan
 perjalanan ke kawah putih


Setelah melewati kawah putih, mata anda akan di manjakan dengan hijaunya daun daun dan pemandangan yang sangat luas selama perjalanan ke "pondok selada". Waktu yang di  butuhkan sekitar 20 menit apabila sudah paham jalurnya, hehehehe. Di area ini terdapat mata air yang cukup untuk kebutuhan sehari hari, dan sangat cocok untuk ngecamp di karenakan posisi yang strategis untuk mendaki ke puncak, aman, jauh dari angin dan yang jelas sumber air bersih. Perjalan dari "pondok selada" sampai puncak membutuhkan waktu sektar 2 - 2,5 jam, dengan medan yang lumayan. Mata anda akan di manjakan dengan "bunga abadi" edelwhes di samping kanan dan kiri selama perjalanan. Anda juga akan melihat sisa pohon pohon yang terbakar yang kelihatan abstrak di atas pasir yang putih. 

gunung papandayan
kayak di gunung es saja, wkwkwkwkwk

Keindahan Papandayan memang sudah terkotori dengan aktiftas penduduk yang tiap hari bolak balik Garut - Bandung melewati gunung ini, bekas ban motor dan banyak sampah para pendaki yang tak bertanggung jawab. Tetapi banyak juga tempat yang masih natural, alami, seperti airnya, sungai, maupun kawah putih nan indah yang tidak mungkin anda temui di kota-kota. Dan yang terakhir jangan lupa beli oleh-oleh ya...., entah itu kalung ataupun gelang itung - itung buat mbantu penduduk disana (sok sosial gitu...) eheheheh.
Seperti biasanya, walaupun telat ceritanya yang penting heppy.

gunung papandayan
Ijo royo royo


 gunung papandayan
 sisa-sisa hutan yang terbakar


 gunung papandayan 
aliran sungai yang masih alami dan jernih 


gunung papandayan 
bunga abadi (edelweiss)


gunung papandayan
asap belerang yang sangat amat bau sekali, jangan lupa pakai slayer..


gunung papandayan 
foto narsis gapapalah, hehehe


gunung papandayan 
makanya pakai pelampung biar ndak tenggelam




gunung papandayan
Vandalisme para pendaki gunung (jangan di tiru)


gunung papandayan
kalung dan gelang oleh oleh dari papandayan

thanks for tuqunk n lalent atas "piknik"nya, dan juga gomloh, penthol n thobil buat headlamp + kompornya (qiqiqiqii).

"turut berdukacita buat sobatku koplo"

Siapa bilang kalau hal hal yang tua identik dengan rapuh dan lemah. Buktinya kemarin waktu pulang dari Surabaya menuju kota Solo naik vespa lancar lancar saja, walaupun lahir tahun 78 tidak mau kalah dengan motor motor keluaran tahun 2011 jaman sekarang. Walaupun tua tetep saja eksis, dari Surabaya menuju kota SOLO melewati Gresik - Tuban - Blora - Porwodadi - Solo yang berjarak kira kira 320-an km, tetep aja lancar... Alhamdulillah
fyuh'.....


Sampai di Jenu tepatnya didekat pelabuhan semen di Tuban kira kira 3 jam lebih, lumayan lama and capek. Terima kasih buat anak-anak PANCA TUNGGAL yang sudah menjamu dengan aneka cemilan khas Tuban. Tapi sayang HP saya cameranya error jadi ndak sempet foto foto cemilan yang aneh aneh ntu, dari RENGGINAN, CARANG MADU, sama satunya lagi apa ndak tahu namanya (yang njamu aja ndak tau juga), pokoknya enak gurih dan manis, sip lah. Sorenya kembali melanjutkan perjalanan ke Blora, melewati alas JATIROGO yang lumayan serem kalau malem. Yang paling menakjubkan waktu masuk wilayah montong, suasananya yang sepi, sejuk, apalagi waktu melewati jalan di tengah bukit. Bayangkan, sebuah bukit di belah jadi dua, and ditengah tengah dibuat sebuah jalan, ndak tahu pakai apa mbelahnya. Satu kata " JOSS"


Masuk kawasan Blora sekitar maghrib, capek juga, tapi seneng, waktunya istirahat, kasihan juga my vespa yang sudah nenek-nenek ntu, sudah tua, qiiii....
Menginap di rumah Budhe, mandi makan tidur. Besoknya maen ke rumah pak lik,
ee.... suruh mbenern NITENDO, payah nie, wong anak mesin disuruh mbenerin NITENDO. Jam 1 siang, waktunya pulang ke Solo, tapi kali ini ke Solo ndak sendirian soalnya si PUTRI yang sebenernya keriting rambutnya tapi di reboooonding (wkwkwkwkwkw) kakak sepupu saya yang kuliah di Jogja ntu low mau ikut, sekalian mampir ke Solo ceritanya. Lumayanlah kalau nanti vespa saya macet di jalan khan bisa mbantu ndorong. heheheehhe.




Memang menyenangkan perjalan jauh kalau naik vespa, nyantai, asyik, pelan tapi pasti, kecuali pegel semua badannya, wkwkwkwk.
Setiap berpapasan dengan pengendara vespa lain waktu di perjalanan pasti di kasih salam, jadi racanya seperti saling kenal saja, padahal ndak juga sih...
hehehehe.
Perjalanan menjadi serasa lebih dekat dan aman,

Nie sedikit saya kasih gambar peralatan tempur yang saya gunakan kemarin.


vespa sprint 78

1. My Vespa, Tua tua keladi, makin tua makin jadi wkwkwkwk.

vespa sprint 78

2. Helm, mungkin sering lihat waktu pemerintahan pak Soeharto, apalagi kalau sering nonton Film DONO pasti pernah lihat deh.

vespa sprint 78

3. Goggles, buat asesoris duank biar agak keren.

vespa sprint 78

4. Safety glasses, Saya alih fungsikan yang biasanya buat pelindung mata waktu menggerinda ntu low.

vespa sprint 78

5. Slayer, Jangan main main, slayer merah ini banyak sejarahnya low.

vespa sprint 78

6. Kaos tangan sama sepatu, dua benda ini juga banyak sejarahnya, ndak kalah dengan slayer merah tadi.

Sebagai tambahan waktu perjalan jauh naik vespa jangan lupa :
1. SIM (Surat Ijin Makan) wkwkwk
2. STNK (Santai Tenang N Kalem) hehehehe.

Pokoknya patuh sama rambu-rambu lalu lintas saja (pak polisi ndak masuk low) hehehehe, dan jangan mencemarkan nama baik scooterist ya bre....

Siapa bilang kalau hal hal yang tua identik dengan rapuh dan lemah. Buktinya kemarin waktu pulang dari Surabaya menuju kota Solo naik vespa lancar lancar saja, walaupun lahir tahun 78 tidak mau kalah dengan motor motor keluaran tahun 2011 jaman sekarang. Walaupun tua tetep saja eksis, dari Surabaya menuju kota SOLO melewati Gresik - Tuban - Blora - Porwodadi - Solo yang berjarak kira kira 320-an km, tetep aja lancar... Alhamdulillah
fyuh'.....


Sampai di Jenu tepatnya didekat pelabuhan semen di Tuban kira kira 3 jam lebih, lumayan lama and capek. Terima kasih buat anak-anak PANCA TUNGGAL yang sudah menjamu dengan aneka cemilan khas Tuban. Tapi sayang HP saya cameranya error jadi ndak sempet foto foto cemilan yang aneh aneh ntu, dari RENGGINAN, CARANG MADU, sama satunya lagi apa ndak tahu namanya (yang njamu aja ndak tau juga), pokoknya enak gurih dan manis, sip lah. Sorenya kembali melanjutkan perjalanan ke Blora, melewati alas JATIROGO yang lumayan serem kalau malem. Yang paling menakjubkan waktu masuk wilayah montong, suasananya yang sepi, sejuk, apalagi waktu melewati jalan di tengah bukit. Bayangkan, sebuah bukit di belah jadi dua, and ditengah tengah dibuat sebuah jalan, ndak tahu pakai apa mbelahnya. Satu kata " JOSS"


Masuk kawasan Blora sekitar maghrib, capek juga, tapi seneng, waktunya istirahat, kasihan juga my vespa yang sudah nenek-nenek ntu, sudah tua, qiiii....
Menginap di rumah Budhe, mandi makan tidur. Besoknya maen ke rumah pak lik,
ee.... suruh mbenern NITENDO, payah nie, wong anak mesin disuruh mbenerin NITENDO. Jam 1 siang, waktunya pulang ke Solo, tapi kali ini ke Solo ndak sendirian soalnya si PUTRI yang sebenernya keriting rambutnya tapi di reboooonding (wkwkwkwkwkw) kakak sepupu saya yang kuliah di Jogja ntu low mau ikut, sekalian mampir ke Solo ceritanya. Lumayanlah kalau nanti vespa saya macet di jalan khan bisa mbantu ndorong. heheheehhe.




Memang menyenangkan perjalan jauh kalau naik vespa, nyantai, asyik, pelan tapi pasti, kecuali pegel semua badannya, wkwkwkwk.
Setiap berpapasan dengan pengendara vespa lain waktu di perjalanan pasti di kasih salam, jadi racanya seperti saling kenal saja, padahal ndak juga sih...
hehehehe.
Perjalanan menjadi serasa lebih dekat dan aman,

Nie sedikit saya kasih gambar peralatan tempur yang saya gunakan kemarin.


vespa sprint 78

1. My Vespa, Tua tua keladi, makin tua makin jadi wkwkwkwk.

vespa sprint 78

2. Helm, mungkin sering lihat waktu pemerintahan pak Soeharto, apalagi kalau sering nonton Film DONO pasti pernah lihat deh.

vespa sprint 78

3. Goggles, buat asesoris duank biar agak keren.

vespa sprint 78

4. Safety glasses, Saya alih fungsikan yang biasanya buat pelindung mata waktu menggerinda ntu low.

vespa sprint 78

5. Slayer, Jangan main main, slayer merah ini banyak sejarahnya low.

vespa sprint 78

6. Kaos tangan sama sepatu, dua benda ini juga banyak sejarahnya, ndak kalah dengan slayer merah tadi.

Sebagai tambahan waktu perjalan jauh naik vespa jangan lupa :
1. SIM (Surat Ijin Makan) wkwkwk
2. STNK (Santai Tenang N Kalem) hehehehe.

Pokoknya patuh sama rambu-rambu lalu lintas saja (pak polisi ndak masuk low) hehehehe, dan jangan mencemarkan nama baik scooterist ya bre....

Sabtu, 09 Juli 2011

Sering kita melihat, bahkan mengalami sendiri, sebagai anak muda pasti seringlah kita nonkgrong-nongkrong di jalan, di perempatan dll. Dari cuman nyari maem, sekedar ngrumpi, membahas sesuatu, maupun sampai ada yang minum-minum, baik minuman lunak ataupun minuman yang keras wkwkwkwkwk. Tahu kah kewajiban anda sebagai "nongkronger-nongkronger" menurut ISLAM?, sedikit akan saya bahas mengenai Adab Seorang Muslim di Jalan.
Chek it out!

Hadist yang di riwayatkan oleh Ab Said Al-Khudri, Rasululllah bersabda: "Janganlah kalian duduk di (tepi) jalanan", mereka (para sahaat) berkata:"sesungguhnya kami perlu duduk-duduk untuk berbincang-bincang." Beliau berkata;"Jika kalian tidak bisa melainkan harus duduk-duduk, maka berikanlah hak jalan tersebut." Mereka berkata;" apa hak jalan tersebut Rasulullah? Beliau menjawab; "menundukan (membatasi) pandangan, tidak menggangu (menyakiti orang), menjawab salam, memerintahkan kepada yang ma'ruf dan mencegah dari munkar."

1. Menundukan (membatasi) pandangan (dari melihat wanita yang bukan mahramnya atau hal hal yang di haramkan)
2. Tidak mennganggu atau menyakiti orang dengan ucapan maupun perbuatan.
3. Menjawab salam.
4. Memerintahkan (manusia) kepada kebaikan dan mencegah (manusia) dari perbuatan munkar.

Tentang "menundukan pandangan" (menahan pandangan), Allah berfirman dalam QS An-Nur: 30-31:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman. "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangan dan kemaluannya."

Rasulullah pernah berkata kepada Ali: "Wahai Ali jangan kamu iringi pandangan pertama dengan pandangan lain (kedua), dibolehkan bagimu yang pertama saja, sementara yang keda tidak boleh." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim).
Maksud dari pandangan pertama adalah yang tidak disengaja, statusnya tidak dimaafkan dan tidak berdosa. Sedangkan pandangan kedua adalah yang di sengaja dan berdosa.

Adapun kafful adza' (tidak menggangu dan menyakiti orang dengan ucapan maupun perbuatan), merupakan ciri muslim sejati seperti yang di sabdakan oleh Rasullullah:"Muslim (yang sempurna) adalah kaum muslimin yang selamat dari gangguan) lidahnya dan tangannya" (HR Muslim).

Seperti yang di katakan Abdullah bin Al-Mubarak mengenai akhla mulia, dia berkata: "Yaitu yang manis, memberi kebaikan dan tidak menggangu (menyakiti) terhadap orang lain." (HR. At-Tirmidzi).

Berkaitan dengan "menjawab salam", merupakan kewajiban seorang muslim terhadap saudaranya, Nabi bersabda yang artinya: "hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 5, yaitu: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenasah, memenuh undangan, dan mendoakan yang bersin." (Muttafaqunalaih).

Dan tentang "memerintahkan kepada ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar", Allah SWT telah memerintahkan dalam firmannya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran:104).

Diatas merupakan adab-adab ketika kita duduk -duduk di tepi jalan, seperti yang di sebutkan oleh Hafidz Ibn Hajar:
1. Berkata yang baik dan menebarkan salam.
2. Memberi petunjk jalan kepada musafir dan menjawab orang yang bersin jika dia bertahmid.
3. Menolong orang yang kesusahan dan menunjukan jalan bagi orang yang tersesat.
4. Membantu orang yang membawa beban berat.
5. Menolong orang yang terdzolimi.
6. Membimbing orang yang bingung.
7. Banyak berdzikir kepada Allah AWT.

sumber: Al Qur'an dan Al Hadist

Sering kita melihat, bahkan mengalami sendiri, sebagai anak muda pasti seringlah kita nonkgrong-nongkrong di jalan, di perempatan dll. Dari cuman nyari maem, sekedar ngrumpi, membahas sesuatu, maupun sampai ada yang minum-minum, baik minuman lunak ataupun minuman yang keras wkwkwkwkwk. Tahu kah kewajiban anda sebagai "nongkronger-nongkronger" menurut ISLAM?, sedikit akan saya bahas mengenai Adab Seorang Muslim di Jalan.
Chek it out!

Hadist yang di riwayatkan oleh Ab Said Al-Khudri, Rasululllah bersabda: "Janganlah kalian duduk di (tepi) jalanan", mereka (para sahaat) berkata:"sesungguhnya kami perlu duduk-duduk untuk berbincang-bincang." Beliau berkata;"Jika kalian tidak bisa melainkan harus duduk-duduk, maka berikanlah hak jalan tersebut." Mereka berkata;" apa hak jalan tersebut Rasulullah? Beliau menjawab; "menundukan (membatasi) pandangan, tidak menggangu (menyakiti orang), menjawab salam, memerintahkan kepada yang ma'ruf dan mencegah dari munkar."

1. Menundukan (membatasi) pandangan (dari melihat wanita yang bukan mahramnya atau hal hal yang di haramkan)
2. Tidak mennganggu atau menyakiti orang dengan ucapan maupun perbuatan.
3. Menjawab salam.
4. Memerintahkan (manusia) kepada kebaikan dan mencegah (manusia) dari perbuatan munkar.

Tentang "menundukan pandangan" (menahan pandangan), Allah berfirman dalam QS An-Nur: 30-31:
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman. "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Dan katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangan dan kemaluannya."

Rasulullah pernah berkata kepada Ali: "Wahai Ali jangan kamu iringi pandangan pertama dengan pandangan lain (kedua), dibolehkan bagimu yang pertama saja, sementara yang keda tidak boleh." (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Al-Hakim).
Maksud dari pandangan pertama adalah yang tidak disengaja, statusnya tidak dimaafkan dan tidak berdosa. Sedangkan pandangan kedua adalah yang di sengaja dan berdosa.

Adapun kafful adza' (tidak menggangu dan menyakiti orang dengan ucapan maupun perbuatan), merupakan ciri muslim sejati seperti yang di sabdakan oleh Rasullullah:"Muslim (yang sempurna) adalah kaum muslimin yang selamat dari gangguan) lidahnya dan tangannya" (HR Muslim).

Seperti yang di katakan Abdullah bin Al-Mubarak mengenai akhla mulia, dia berkata: "Yaitu yang manis, memberi kebaikan dan tidak menggangu (menyakiti) terhadap orang lain." (HR. At-Tirmidzi).

Berkaitan dengan "menjawab salam", merupakan kewajiban seorang muslim terhadap saudaranya, Nabi bersabda yang artinya: "hak seorang muslim atas muslim yang lain ada 5, yaitu: menjawab salam, menjenguk orang sakit, mengiringi jenasah, memenuh undangan, dan mendoakan yang bersin." (Muttafaqunalaih).

Dan tentang "memerintahkan kepada ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar", Allah SWT telah memerintahkan dalam firmannya: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung." (QS Ali Imran:104).

Diatas merupakan adab-adab ketika kita duduk -duduk di tepi jalan, seperti yang di sebutkan oleh Hafidz Ibn Hajar:
1. Berkata yang baik dan menebarkan salam.
2. Memberi petunjk jalan kepada musafir dan menjawab orang yang bersin jika dia bertahmid.
3. Menolong orang yang kesusahan dan menunjukan jalan bagi orang yang tersesat.
4. Membantu orang yang membawa beban berat.
5. Menolong orang yang terdzolimi.
6. Membimbing orang yang bingung.
7. Banyak berdzikir kepada Allah AWT.

sumber: Al Qur'an dan Al Hadist

Sabtu, 02 Juli 2011

SIPA Solo International Performing Art
Gemerlap kembang api menghiasi langit di atas Pamedan Mangkunegaran membuka gelaran Solo Performing Arts (SIPA) 2011, Jumat (1/7/2011) malam, menandai pembukaan salah satu acara seni budaya yang menjadi ikon Kota Solo itu.

Dengan mengendarai kuda, disusul kemudian menaiki “perahu”, maskot SIPA 2011, GPH Paundrakarna, keluar dari gerbang Pura Mangkunegaran menuju depan panggung spektakuler.


Panggung megah berbentuk perahu raksasa dengan ukuran 20 meter x 12 meter itu menjadi saksi pertunjukan seni budaya berkelas internasional.

Seperti temanya, Kejayaan Topeng, pertunjukan pun penuh dengan warna-warni topeng. Ratusan topeng pun dibagikan kepada para tamu undangan, di antaranya Walikota Solo, Joko Widodo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Agum Gumelar, dan tamu lainnya.

Tari Kejayaan Topeng, yang diciptakan GPH Paundrakarna menjadi suguhan manis di awal acara. Paundra, dengan topeng Panjinya bersama 68 anak-anak yang membawa tampah berlukiskan macam-macam ekspresi wajah manusia dan enam penari dewasa dari Semarak Candrakirana melebur dalam pertunjukan tarian gemulai nan eksotis.

Enam penari yang menggunakan lima topeng dari tiap benua, dan satu topeng Hudoq dari Kalimantan, disertai gerak tangan yang dikatakan Paundra mengolaborasikan gerak-gerak tari dari berbagai wilayah di dunia seakan menandakan SIPA 2011 adalah hiburan untuk seluruh warga dunia.

Belum habis nuansa agung yang ditampilkan sang maskot, penonton kemudian dibuat tertawa terbahak-bahak dengan penampilan sang legenda tari komedi dari Jogja, Didik Ninik Thowok. Kisah Dewi Sarak Jodag yang dibawakannya tak dibalut dengan tari-tari belaka. Sebuah layar berbentuk cermin raksasa yang telah terhubung dengan program rekaman menjadi benang merah setiap cerita. Melalui inovasi tersebut, Didik Ninik Thowok telah memberi tontonan segar penuh komedi. Seperti di awal pertunjukan, penonton disuguhi dua sosok Didik Ninik Thowok, yakni sosok riil dan sosok dalam cermin yang sama-sama menari, tapi kemudian saling mengejek, membuat penonton terbahak.

Lebih istimewa, dirinya bahkan memunculkan tiga topeng dengan tiga karakter berbeda. Karakter pertama, dia memunculkan wajah Dewi Sarak Jodag yang sedang jatuh cinta pada Raden Panji. Ia kemudian mengubah dirinya menjadi Dewi Chandrakirana, istri Raden Panji yang jelita dengan gemerlap wajah topengnya. “Cermin, apakah aku pantas bersanding dengan Raden Panji,” katanya pada cermin di sebelahnya. Namun, yang keluar dari balik cermin bukanlah jawaban memuaskan, malah wajah monyet yang tiba-tiba muncul di cermin membuat penonton kembali tertawa. Akhirnya, karena sedih, kecewa dan marah Dewi Sarak Jodag berubah bentuk menjadi wajah yang sangar.

Di fragmen terakhir, Didik Ninik Thowok menggunakan topeng seram dengan mulut menyeringai, rambut panjang acak-acakan. “Saya terinspirasi topeng Hannya dari Jepang, matanya sayu karena sedih, tapi mulutnya menunjukkan garang menyimpan emosi,” ungkap Didik Ninik Thowok saat ditemui seusai pentas.

Tak kalah seru adalah penampilan delegasi luar negeri, Hahoe Pylhosin-Gut T’al-nori Society, dari Korea. Mengenakan pakaian serba putih, mereka membawakan drama tarian topeng bertajuk Hahoe Pylhosin-Gut T’al-nori. Pertunjukan tersebut merupakan kombinasi dari ritual-ritual shaman dengan karakter-karakter penampil bersifat kiasan, di antaranya seorang ningrat sombong bernama Yangban, seorang sarjana bernama Sonbi, seorang tukang daging yang kasar bernama Paekchong dan lainnya. Ada kejadian menggelikan saat adegan Paekchong yang baru saja menyembelih hewan dan mengambil organ dalamnya. Dengan dialog khas Korea, Paekchong turun ke panggung menuju kursi para tamu undangan. Dia menjulurkan tangannya yang memegang organ tiruan itu ke beberapa pejabat yang duduk paling depan. Saat salah seorang tamu undangan menjulurkan tangan ingin mengambil benda yang ditawarkannya, tiba-tiba Paekchong menarik kembali tangannya.

Kontan saja, para tamu undangan yang menyaksikan interaksi spontan itu dibuat terbahak. Selain dari Korea, penampil delegasi luar negeri dari USA, Janis Brenner, yang membawakan tiga judul karya, The Awkward Stage, Pieces of Trust dan Lost, Found, Lost dalam kolaborasi pertunjukan balet dan tari kontemporer mampu memukau ribuan penonton yang hadir.

Kemegahan SIPA 2011 itu pun membuat sang maskot, GPH Paundrakarna terpukau. “Sangat amazing. Ribuan penonton yang hadir menunjukkan gelar SIPA dari tahun ke tahun semakin spektakuler. Saat tampil tadi saya seakan terbawa energi positif,” ungkap Paundra.

sumber: solopos

SIPA Solo International Performing Art
Gemerlap kembang api menghiasi langit di atas Pamedan Mangkunegaran membuka gelaran Solo Performing Arts (SIPA) 2011, Jumat (1/7/2011) malam, menandai pembukaan salah satu acara seni budaya yang menjadi ikon Kota Solo itu.

Dengan mengendarai kuda, disusul kemudian menaiki “perahu”, maskot SIPA 2011, GPH Paundrakarna, keluar dari gerbang Pura Mangkunegaran menuju depan panggung spektakuler.


Panggung megah berbentuk perahu raksasa dengan ukuran 20 meter x 12 meter itu menjadi saksi pertunjukan seni budaya berkelas internasional.

Seperti temanya, Kejayaan Topeng, pertunjukan pun penuh dengan warna-warni topeng. Ratusan topeng pun dibagikan kepada para tamu undangan, di antaranya Walikota Solo, Joko Widodo, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Linda Agum Gumelar, dan tamu lainnya.

Tari Kejayaan Topeng, yang diciptakan GPH Paundrakarna menjadi suguhan manis di awal acara. Paundra, dengan topeng Panjinya bersama 68 anak-anak yang membawa tampah berlukiskan macam-macam ekspresi wajah manusia dan enam penari dewasa dari Semarak Candrakirana melebur dalam pertunjukan tarian gemulai nan eksotis.

Enam penari yang menggunakan lima topeng dari tiap benua, dan satu topeng Hudoq dari Kalimantan, disertai gerak tangan yang dikatakan Paundra mengolaborasikan gerak-gerak tari dari berbagai wilayah di dunia seakan menandakan SIPA 2011 adalah hiburan untuk seluruh warga dunia.

Belum habis nuansa agung yang ditampilkan sang maskot, penonton kemudian dibuat tertawa terbahak-bahak dengan penampilan sang legenda tari komedi dari Jogja, Didik Ninik Thowok. Kisah Dewi Sarak Jodag yang dibawakannya tak dibalut dengan tari-tari belaka. Sebuah layar berbentuk cermin raksasa yang telah terhubung dengan program rekaman menjadi benang merah setiap cerita. Melalui inovasi tersebut, Didik Ninik Thowok telah memberi tontonan segar penuh komedi. Seperti di awal pertunjukan, penonton disuguhi dua sosok Didik Ninik Thowok, yakni sosok riil dan sosok dalam cermin yang sama-sama menari, tapi kemudian saling mengejek, membuat penonton terbahak.

Lebih istimewa, dirinya bahkan memunculkan tiga topeng dengan tiga karakter berbeda. Karakter pertama, dia memunculkan wajah Dewi Sarak Jodag yang sedang jatuh cinta pada Raden Panji. Ia kemudian mengubah dirinya menjadi Dewi Chandrakirana, istri Raden Panji yang jelita dengan gemerlap wajah topengnya. “Cermin, apakah aku pantas bersanding dengan Raden Panji,” katanya pada cermin di sebelahnya. Namun, yang keluar dari balik cermin bukanlah jawaban memuaskan, malah wajah monyet yang tiba-tiba muncul di cermin membuat penonton kembali tertawa. Akhirnya, karena sedih, kecewa dan marah Dewi Sarak Jodag berubah bentuk menjadi wajah yang sangar.

Di fragmen terakhir, Didik Ninik Thowok menggunakan topeng seram dengan mulut menyeringai, rambut panjang acak-acakan. “Saya terinspirasi topeng Hannya dari Jepang, matanya sayu karena sedih, tapi mulutnya menunjukkan garang menyimpan emosi,” ungkap Didik Ninik Thowok saat ditemui seusai pentas.

Tak kalah seru adalah penampilan delegasi luar negeri, Hahoe Pylhosin-Gut T’al-nori Society, dari Korea. Mengenakan pakaian serba putih, mereka membawakan drama tarian topeng bertajuk Hahoe Pylhosin-Gut T’al-nori. Pertunjukan tersebut merupakan kombinasi dari ritual-ritual shaman dengan karakter-karakter penampil bersifat kiasan, di antaranya seorang ningrat sombong bernama Yangban, seorang sarjana bernama Sonbi, seorang tukang daging yang kasar bernama Paekchong dan lainnya. Ada kejadian menggelikan saat adegan Paekchong yang baru saja menyembelih hewan dan mengambil organ dalamnya. Dengan dialog khas Korea, Paekchong turun ke panggung menuju kursi para tamu undangan. Dia menjulurkan tangannya yang memegang organ tiruan itu ke beberapa pejabat yang duduk paling depan. Saat salah seorang tamu undangan menjulurkan tangan ingin mengambil benda yang ditawarkannya, tiba-tiba Paekchong menarik kembali tangannya.

Kontan saja, para tamu undangan yang menyaksikan interaksi spontan itu dibuat terbahak. Selain dari Korea, penampil delegasi luar negeri dari USA, Janis Brenner, yang membawakan tiga judul karya, The Awkward Stage, Pieces of Trust dan Lost, Found, Lost dalam kolaborasi pertunjukan balet dan tari kontemporer mampu memukau ribuan penonton yang hadir.

Kemegahan SIPA 2011 itu pun membuat sang maskot, GPH Paundrakarna terpukau. “Sangat amazing. Ribuan penonton yang hadir menunjukkan gelar SIPA dari tahun ke tahun semakin spektakuler. Saat tampil tadi saya seakan terbawa energi positif,” ungkap Paundra.

sumber: solopos